Aku Takut Jika Ini Cinta

13.16

Kamu baru saja datang dan mengisi beberapa hari ini. Dimulai dari satu sapaan "Hai" dan berlanjut menjadi percakapan ringan dalam pesan BBM tempo hari, dan lalu hari-hari berganti dengan cepatnya dihiasi canda tawa kita, aku semakin merasakan bahwa aku ini adalah salah satu dari sekian juta wanita yang mengagumi pria secara diam-diam. Iya, aku mengagumimu. Cerita-cerita soal pekerjaan kamu, kesibukan kamu, sekolah kamu dulu, semua itu kusimpulkan sebagai suatu kelebihan yang jarang dimiliki pria pada umumnya. 

Mungkin, satu lagi yang menjadi alasanku kagum terhadapmu adalah, kamu selalu menikmati tulisan-tulisanku. Entah karena ketidaksengajaan, kamu tahu bahwa aku suka menulis dan kamu ingin aku menulis untuk kamu. Lalu, seperti dalam film Milli dan Nathan, aku memintamu untuk menuliskan satu kata dan aku akan membuatkan kalimatnya. Setelah itu, kita saling berbalas pesan BBM sampai larut. Harus kamu tahu, pria-pria sebelumnya, tidak pernah seantusias kamu membaca tulisanku. Terima kasih, ya? Aku merasa sangat dihargai.

Setelah beribu-ribu pesan singkat dan pesan BBM berlalu, aku kemudian merasakan getaran yang tidak biasa. Aku selalu merasa rindu jika tidak ada sapaan dari kamu, sedangkan kamu dengan bebasnya berganti-ganti status BBM yang memperlihatkan bahwa kamu seakan tidak ingat aku. Dan aku bisa apa? Aku tidak berhak protes apapun. Aku tidak seberani itu untuk memulai percakapan kita. Selebihnya, dengan bodohnya itu membuat aku kembali menyadari bahwa aku memang bukan siapa-siapa kamu, meskipun bisa dikatakan kamu memang tidak pernah absen mengirimiku pesan. Walaupun seringnya itu malam hari, saat aku baru saja akan memejamkan mata dan akhirnya aku tidak jadi tertidur karena aku selalu menikmati percakapan absurd kita. Aku tahu, aku hanya dijadikan pilihan saat kamu bosan. Saat kamu kelelahan menjalani riuhnya aktivitas dan pekerjaanmu, kamu menghibur diri dengan mencicipi rangkaian kata yang kubuat semanis mungkin agar kamu tidak cepat jenuh berbalas pesan denganku. Meskipun aku harus menahan kantuk dan harus tertidur larut sampai aku bangun siang keesokan harinya.

Kita memang belum pernah bertemu. Tapi, tahukah kamu? Di sela-sela tugas kuliahku yang semakin menumpuk, aku selalu menyempatkan diri membuka sosial media untuk mencari akun milikmu. Karena aku tahu, disitu foto kamu lebih banyak. Aku ingin lebih tahu seluk beluk siluet wajahmu, rasanya tidak cukup memandangi foto tampilan BBM kamu yang hanya kamu ganti dua kali sehari, dan itupun tidak melulu foto kamu. Untuk apa sebenarnya aku melakukan itu semua? Tolong jangan buat aku terlalu mengagumimu, terlalu tersihir oleh kamu.

Kamu menjelma menjadi sosok baru yang membuatku lupa atas kesakitan-kesakitan masa lalu. Dinding kamarku yang dulunya kupenuhi dengan catatan-catatan kemarahan tolol yang ditujukan untuk mantanku, kini kuganti menjadi tulisan-tulisan bahagia tentang kamu. Meskipun kita tidak berstatus, meskipun aku hanya mengagumi kamu tanpa kamu tahu, meskipun entah kapan kita bisa bertemu. 

Aku takut jika ini cinta. Sungguh, aku belum ingin jatuh cinta. Aku belum siap. Aku tidak ingin kamu tahu apa-apa soal kekagumanku, yang mungkin akan berubah menjadi perasaan gila yang disebut cinta suatu saat. Kamu bahkan tidak pernah menunjukkan apa-apa, sejauh ini juga yang aku lihat kamu hanya menginginkan pertemanan, bukan? Apa aku yang bodoh karena sering membayangkan bersandar dalam dada kamu yang kokoh itu? Apa aku yang salah karena berharap bisa memeluk kamu? 

Aku nyaman berada dalam keadaan seperti ini. Aku juga tidak ingin menunjukkan apa-apa, dan aku juga berharap kamu melakukan hal yang sama. Maaf jika aku terlalu lancang menulis tentang kamu disini. Perlu kamu tahu, aku menulis lebih banyak tentang kamu di buku harianku. Kamu tidak marah, kan? Kamu tidak kecewa, kan, karena teman barumu yang labil ini justru menyimpan rasa untuk kamu? Tetapi jangan khawatir, aku tidak berharap terlalu banyak. Kuharap, sampai kapanpun kamu tidak membaca tulisan ini. Aku tidak ingin kamu mundur perlahan karena mengetahui perasaan ini dan kamu dengan sangat baiknya tidak ingin membuatku kecewa. Aku masih ingin berteman dengan kamu.

Helena:)


1 komentar