1 Maret 2015, Kehilangan.

22.30

H.
Yang aku tahu, kehilangan selalu menyakitkan
Mulanya, yang dikira akan disini selamanya ternyata bisa pergi tiba-tiba
Meninggalkan luka, duka, membiarkan kehampaan ini begitu terasa adanya

Ketika kulihat pelangi disana, warnanya telah memudar
Tidak ada lagi cahaya warna-warni yang berpendar darinya
Langit hanya dihiasi awan hitam menakutkan
Seakan-akan malaikat maut tengah terbang diatasnya
Jangan, kumohon jangan
Aku hanya memeluk lututku sendiri
Tak ada pembelaan dari siapapun untuk menahanmu pergi

F.
Sayang,
Tak selamanya daun akan merekat kokoh pada batang pohon
Tak selamanya rindu yang dibisikkan angin akan terjawab
Tak selamanya kedua kaki kurus ini akan berpijak di bumi

Kau adalah rumah
Tak sedikitpun niat ingin pindah
Namun kau tak bisa menyalahkan suratan
Kuatlah
Aku akan selalu membenci hamburan tangis yang keluar dari matamu
Sekali lagi, kau adalah rumah
Bahkan terbang ke atas awan pun rasanya berat sekali

H.
Mungkin hanya aku yang memberatkan langkahmu
Rasanya sulit sekali untuk tidak menangis
Tiaraku selalu jatuh dengan sendirinya
Menyebabkan genangan semata kaki di rumahmu ini
Tenang, nanti akan kukeringkan
Tentu saja setelah aku puas menangisimu

Ah, kau benar
Kuasaku tak seberapa dibanding kuasa Tuhan
Tuhan selalu sah melakukan apa saja
Termasuk memanggilmu kembali

Bentangkan sayapmu, Tuhan sudah menunggu



P.S : Kangen kamu. Tenang di surga sana. Love you!

0 komentar