Cerita Kertas dan Pena

22.57

Untukmu yang menganggap menulis itu adalah bagian dari hidup, kemarilah. Bertemanlah bersama saya. Kita akan berbagi cerita dan dunia bersama-sama. Mari kita sama-sama menggila bersama tulisan-tulisan kita.

***



Saya menulis banyak hal. Cerpen, fiksi, puisi, curhatan dll. Pokoknya apa yang saya lihat, dengar, rasakan, saya tuangkan kedalam tulisan. Sejak kapan saya menulis? Hm, saya pun tak ingat dengan jelas kapan. Rasanya dari dulu, dari semenjak saya masih TK, saya telah diajarkan oleh orang tua saya beberapa hal tentang pentingnya menulis. Maksudnya, saya telah dibiasakan dari kecil untuk menuliskan sesuatu yang telah saya alami. Dan, buku diary saya banyak.

Kebanyakan orang beranggapan bahwa menulis itu adalah hal yang membosankan, tetapi sebenarnya tidak. Menulis itu... menyenangkan. Kita bebas berapresiasi dengan kata-kata dan imajinasi. Kita boleh menuliskan semua khayalan aneh kita. Bahkan ketika sedang galau, tulisan bisa dijadikan alternatif untuk mencurahkan semua kekesalan, amarah, kesedihan dan airmata kita. Saya sering menulis ketika saya sedang galau dan patah hati, karena rasa kesakitan itu, membuat saya lancar menulis, lebih banyak dari biasanya. Saya juga sempat percaya, Kahlil Gibran telah banyak merasa sakit dan patah hati sehingga ia banyak menulis.

Saya tidak akan berhenti menulis. Menulis adalah hidup saya. Tulisan saya adalah bagian dari cerita kehidupan saya yang tidak saya bagikan kepada manusia nyata lainnya. Saya senang ketika saya harus menyendiri dan mulai berkutat dengan pena dan secarik kertas dalam genggaman saya. Saya akan terus menulis, sampai otak saya tak mampu merangkai kata menjadi kalimat lagi, sampai jemari saya tak mampu menggoreskan pena lagi.

Saya bukan penulis berbakat, saya hanya seorang penulis amatir yang mencoba membuka dunianya sendiri, yang kemudian menggoreskan dunianya kepada tiap lembar kertas putih dengan tinta-tinta berwarna.

Jadi, selamat berkenalan dengan manusia gila seperti saya, yang menganggap hidupnya tanpa menulis itu bagaikan sebuah gitar tanpa dawai.



Helena:)

2 komentar